Rabu, 06 Maret 2013

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas



 Proses Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas
1.      Adaptasi psikologi ibu masa nifas
            Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan pada psikisnya. Ia mengalami stimulasi kegemiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya, berada dibawah tekanan untuk menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab yang luar biasa sekarang untuk menjadi seorang ibu.
            Reva rubin  membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain :
a.       Periode “ Taking In “
§  Periode ini terjadi 1 – 2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
§  Ia mungkin akan mengulang – ulang menceritakan pengalamannya waktu melahirkan.
§  Tidu tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan kesehatan akibat kurang istirahat
§  Penigkatan  nutirsi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan penyembuhan luka, serta persiapan proses laktasi aktif
§  Dalam memberikan asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi kebutuhan psikologis ibu. Pada tahap ini, bidan dapat menjadi pendengar yang baik ketika ibu menceritakan pengalamannya. Berikan juga dukungan mental atau apresiasi atas hasil perjuangan ibu sehingga dapat berhasil melahirkan anaknya. Bidan harus dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu dapat dengan leluasa dan terbuka mengemukakan permasalahan yang dihadapi pada bidan.  Dalam hal ini, sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien terhdapa dirinya dan bayinya hanya karena kurangnya jalinan komunikasi yang baik antara pasien dan bidan.
b.      Periode “Taking Hold”
§  Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum.
§  Ibu menjadi perhatian pada kemampuanya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.
§  Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK, serta kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
§  Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi, misalnya menggendong, memandikan, memasang popok
§  Pada masa ini, biasanya ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal – hal tersebut.
§  Tahap ini waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan bimbingan cara perawatan bayi, namun harus selalu diperhatikan teknik bimbingannya, jangan sampai menyingggung perasaan atau membuat perasaan ibu tidak nyaman. Hindari kata “ jangan begitu “ atau “ kalau kayak gitu salah “ karena hal itu sangat menyakiti perasaannya.
c.       Periode “ Taking Go “
§  Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Periode ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarganya.
§  Ibu mnegambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung padanya. Hal ini menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan, dan hubungan sosial
§  Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.
Faktor – faktor yang memengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada saat post partum, antara lain :


a.       Repon dan dukungan keluarga dan teman
            Bagi ibu post partum akan sangat membutuhkan dukungan orang – orang terdekatnya karena ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik fisik maupun psikologisnya. Ia masih sangat asing dengan perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu cepat, yaitu peran sebagai seorang “ ibu “
b.      Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
            Hal yang dialami ibu ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaannya terhadap perannya sebagai seorang ibu. Ia akhirnya menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk melahirkan bayinya dan hal tersebut akan memperkaya pengalaman hidupnya untuk lebih dewasa. Banyak kasus terjadi setelah seorang ibu melahirkan anaknya yang pertama, ia akan bertekad untuk lebih meningkatkan kualitas hubungannya dengan ibunya.
c.       Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
            Walaupun kali ini adalah bukan lagi pengalamannya yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya tidak berbeda dengan ibu yang melahirkan anak pertama. Hanya perbedaan adalah teknik penyampaian dukungan yang diberikan lebih kepada support dan apresiasi dari keberhasilannya dalam melewati saat –saat sulit pada persalinan yang lalu.
d.      Pengaruh budaya
            Adanya adat- istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati masa transisi ini. Dalam hal ini, bidan harus bijaksana dalam menyikapi, namun tidak mengurangi kualitas asuhan yang harus diberikan. Keterlibatan keluarga dari awal dalam menentukan banyak asuhan dan perawatan yang harus diberikan pada ibu dan bayi akan memudahkan bidan dalam memberikan asuhan.

2.      Post Partum Blues
      Penyebabnya ada beberapa hal, antara lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormone yang cepat, dan keraguan terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak satupun dari ketika hal tersebut termasuk penyebab yang konsisten. Faktor penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai faktor, termasuk gangguan tidur.
      Post partum blues biasanya dimulai beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir setelah kelahiran dan berakhir setelah 10 – 14 hari. Karakteristik post partum blues meliputi menangis, merasa letih karena melahirkan, gelisah, perubahan alam perasaan, menarik diri, serta reaksi negative terhadap bayi dan keluarga.
      Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting, berikan kesempatan untuk beristirahat yang cukup.

3.      Kesedihan dan duka cita
      Kehilangan maternitas termasuk hal yang dialami oleh wanita yang mengalami infetilitas ( wanita yang tidak mampu hamil atau yang tidak mampu mempertahankan kehamilannya ), yang mendapatkan bayinya hidup, tapi kehilangan harapan ( pramturitas atau kecacatan congenital ) dan kehilangan yang dibahas sebagai penyebab post partum blues. Kehilangan lain yang penting, tapi sering dilupakan adalah perubahan hubungan ekslusif antara istri dan suami menjadi kelompok 3 orang, ayah-ibu-anak.
      Dalam hal ini “ berduka “ dibagi dalam 3 tahap, yaitu :
§  Tahap syok
      Tahap ini merupakan tahap awal dari kehilangan. Manifestasi perilaku meliputi penyangkalan, ketidakpercayaan, marah, jengkel, ketakutan, kecemasan, rasa bersalah, kekosongan, kesendirian dan lain sebagainya. Manifestasi fisik meliputi gelombang distress somatic yang berlangsung selama 20 – 60 menit, menghela napas panjang, penurunan berat badan, anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan dan lain – lain.
§  Tahap penderitaan
      Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya penyesuaian terhadap realitas yang harus ia lakukan terjadi selama periode ini. Dalam tahap ini, ia akan selalu terkenang dengan orang yang dicintai sehingga kadang akan muncul perasaan marah, rasa bersalah dan takut. Nyeri karena kehilangan akan dirasakan secara menyeluruh. Menangis adalah salah satu cara pelepasan emosi yang umum.
§  Tahap resolusi
      Selama periode ini, orang yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet, dan individu kembali pada fungsinya. Kemajuan ini berhasil karena adanya penanaman kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang lebih bermakna.
      Bidan dapat membantu orang tua untuk melalui proses berduka, sekaligus memfasilitasi pelekatan mereka dan anak yang tidak sempurna dengan menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, mendengarkan, sabar.
      Tanggung jawab utama bidan adalah membagi informasi tersebut dengan orang tua. Keluarga dapat segera merasakan jika sesuatu tidak berjalan baik. Para peristiwa kematian, ibu tidak mendengarkan suara bayi dan ibu mempunyai hak untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari bidan pada saat itu juga. Kejujuran dan realitas akan jauh lebih baik menghibur daripada keyakinan yang palsu atau kerahasiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar