BAB II
ISI
A.
Konsep Masa Nifas
1.
Pengertian Masa Nifas
Masa nifas
( postpartum / puerperium ) berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata
“puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan.
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra
– hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
Periode masa nifas adalah periode waktu selama 6 – 8 minggu
setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan
berakhir setelah alat – alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil /
tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologis dan psikologi
karena proses persalinan.
Pada masa nifas ini terjadi perubahan –
perubahan fisiologis, yaitu :
·
Perubahan fisik
·
Involusi uterus dan pengeluaran lokhea
·
Laktasi / pengeluaran air susu ibu
·
Perubahan system tubuh lainnya
·
Perubahan psikis.
2.
Tujuan Masa Nifas
Pelayanan pasca persalinan harus
terselenggara pada masa nifas untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu.
Tujuan asuhan masa nifas
·
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
·
Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
·
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya
dan perawatan bayi sehat.
·
Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Asuhan masa nifas
diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamulan terjadi setelah persalinan, dan 50 %
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
3.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai
berikut :
·
Memberi dukungan yang terus – menerus selama masa nifas yang
baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama persalinan nifas.
·
Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi
secara fisik dan psikologis
·
Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara
meningkatkan rasa nyaman.
Peran dan tanggung
jawab bidan dalam masa nifas :
·
Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam
menghadapi saat – saat kritis masa nifas
·
Pendidik dalam usaha pemeberian pendidikan kesehatan
terhadap ibu dan keluarga
·
Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan,
pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas
4.
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan paling
sedikit 4 kali. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir juga untuk mencegah,mendeteksi serta menangani masalah – masalah yang
terjadi.
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
1
|
6 – 8 jam setelah
persalinan
|
·
Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas
·
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan
memeberi rujukan bila perdarahan berlanjut
·
Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota
keluarga mengenai bagaiman mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
·
Pemebrian ASI pada masa awal menjadi ibu
·
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
·
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hiportemia
Jika bidan menolong persalinan,
maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil
|
2
|
6 hari setelah persalinan
|
·
Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal dan
tidak ada bau
·
Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau kelainan
pasca melahirkan
·
Memasttikan ibu mendapat cukup makanan , cairan dan
istirahat
·
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda –
tanda penyulit
·
Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,
cara merawat tali pusat dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat
|
3
|
2 minggu setelah
persalinan
|
Semua seperti
diatas ( enam hari setelah persalinan
)
|
4
|
6 minggu setelah
persalinan
|
·
Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang
dialami atau bahaya
·
Memberikan konseling untuk KB secara dini
|
5.
Tahapan Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode :
·
Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan – jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
·
Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat
genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
·
Remote puerperium
Yaitu waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu – minggu, bulanan atau tahunan.
Periode masa nifas
dibagi menjadi 3, yaitu :
·
Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24
jam. Pada masa ini sering mendapat banyak masalah seperti perdarahan.
·
Periode early postpartum ( 24 jam – 1 minggu )\
Masa dimana involusi uterus harus dipastikan
dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat mnyusui dengan
baik.
·
Periode late postpartum ( 1 – 5 minggu )
Masa dimana perawatan dan pemeriksaan kondisi
sehari – hari, serta konseling KB.
6.
Evidence Based Asuhan Masa Nifas
Evidence based merupakan suatu istilah
yang umum digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dan
penelitian ( gray,1997 )
B.
Proses Laktasi dan Menyusui
Proses ini timbul setelah placenta
atau ari – ari lepas, placenta mengandung hormone penghambat prolaktin (
hormone placenta ) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah placenta lepas,
hormone placenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga terjadi produksi ASI. ASI
keluar 2- 3 hari setelah melahirkan. Namun hal yang luar biasa adalah
sebelumnya di payudara sudah terbentuk kolostrum yang sangat baik untuk bayi,
karena mengandung zat kaya gizi dan antibody pembunuh kuman.
1.
Anatomi dan Fisiologi Payudara
Kelenjer mamae
atau payudara adalah perlengkapan pada organ reproduksi wanita dan mengeluarkan
air susu. Kelenjer mamae tumbuh menjadi besar pada bagian lateral linea
aksilaris anterior / media sebelah cranial ruang interkostalis III dan sebelah
kaudal ruang interkostatalis VII – VIII.
Kelenjer mamae
terdapat diatas bagian luar fasia torakalis superfisialis didaerah jaringan
lemak subkutia. Ke arah lateral sampai ke linea aksilaris media, kearah medial
melewati linea media mencapai kelenjer mamae sisi yang lain kea rah bawah
mencapai daerah aksilia ( lipatan ketiak ).
Struktur makroskopis
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu
·
Korpus ( badan ) yaitu bagian yang membesar
·
Areola yaitu bagian yang kehitaman ditengah
·
Papilla atau putting yaitu bagian uang menonjol di puncak
payudara.
Macam – mcam
putting yaitu
Ada 4 macam putting susu yaitu bentuk normal, pendek/datar,
panjang dan terbenam ( inverted )
Struktur
mikroskopis
Pada
bagian dalam badan payudara terdapat bangunan yang disebut alveolus, yang
merupakan tempat air susu diproduksi. ASI yang dihasilkan oleh alveolus
dialirkan ke dalam saluran kecil ( diktulus ) lalu beberapa saluran kecil yang
bergabung membentuk saluran yang lebih kecil ( duktus ). Pada bagian bawah
areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus
laktiferus. Masing – masing payudara terdiri atas 15 – 20 lobus, yang dipisahkan
oleh jaringan ikat, mengandung jaringan glandular yang tersusun sebagai suatu
system duktus – alveolus. Pada masing – masing lobus lobus terdiri atas 20 – 40
lobulus, selanjutnya masing – masing lobules terdiri atas 10 – 100 alveoli.
Fisiologis
laktasi
Ketika bayi mnegisap payudara, hormone
yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran
susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi di belakang areola lalu ke dalam
mulut bayi.
Siklus
laktasi
1)
Laktogenesis Stadium 1 ( kehamilan ) : penambahan dan
pembesaran lobules alveolus
2)
Laktogenesis Stadium 2 ( akhir kehamilan sampai 2-3 hari
postpartum ) : produksi ASI
3)
Laktogenesis Stadium 3 (galaktopoesis ) : sekresi ASI
4)
Involusi ( berkurangnya kelenjer mamae ) : mulai 40 hari setelah
berhenti menyusui
2.
Cara Merawat Payudara
Perawatan mamae telah dimulai sejak wnaita
hamil supaya putting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan
untuk menyusui bayinya.
Putting susu harus diperhatikan
kebersihannya dan rhagade ( luka pecah ) harus segera diobati, karena kerusakan
putting susu dapat mneyebabkan mastitis.
Cara perawatan payudara :
·
Menjaga payudara tetap bersih dan kering
·
Menggunakan BH yang
menyokong payudara
·
Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet.
·
Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24
jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok
·
Untuk mneghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet
setiap 4 – 6 jam
·
Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
-
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 mneit
-
Urut payudara dari arah pangkal mneuju putting atau gunakan
sisir untuk mengurut payudara dengan arah “ Z “ menuju putting
-
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga
putting susu menjadi lunak
-
Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali. Apabila tidak dapat
mengisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan
-
Letakkan kain dingin pada pyudara setelah menyusui
-
Payudara dikeringkan
Bila bayi meninggal laktasi harus
dihentikan dengan cara :
·
Pembalutan mamae sampai tertekan
·
Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet
lynoral dan parlodel
3.
Cara Menyusui yang benar dan Inisiasi
·
Posisi ibu dan bayi yang benar
a.
Berbaring miring
Biasanya dilakukan oleh ibu yang
melahirkan melalui operasi Caesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah
pertahankan jalan nafas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu.
b.
Duduk
Ibu dapat memilih
beberapa posisi tangan dan bayi yang paling nyaman
·
Proses pelekatan bayi dengan ibu
Untuk mendapatkan pelekatan yang
maksimal, penting untuk memberikan topangan pada punggung ibu.
Langkah – langkah dalam pelekatan /
menyusui yang benar
a.
Keluarkan ASI sedikit untuk membersihkan putting susu
sebelum menyusui
b.
Pegang payudara dengan C hold di belakang areola
c.
Hidung bayi dan putting susu ibu berhadapan
d.
Sentuh pipi atau bibir bayi merangsang rooting reflect
e.
Tunggu sampai mulut terbuka lebar dan lidah menjulur
f.
Dekatkan bayi ke ibu dan arahkan putting susu ke atas
menyusuri langit mulut bayi
g.
Putting susu, areola, dan sebagian besar gudang ASI
tertangkap oleh mulut bayi
h.
Posisi mulut dengan pelekatan yang benar
i.
Jika bayi sudah dirasa cukup kenyang maka hentikan proses
menyusui dengan memasukan kelingking ke dalam mulut bayi menyusuri langit –
langit mulut bayi
j.
Kadang bayi akan tertidur sendiri sebelum proses menyusui
diakhiri
Tanda – tanda
pelekatan yang benar adalah :
a.
Tampak areola masuk sebanyak mungkin, areola bagian atas
lebih banyak terlihat
b.
Mulut terbuka lebar
c.
Bibir atas dan bawah terputar keluar
d.
Dagu bayi menempel pada payudara
e.
Gudang ASI termasuk dalam jaringan yang masuk
f.
Jaringan payudara merenggang sehingga membentuk “dot” yang
panjang
g.
Putting susu sekitar 1/3 – 1/4 bagian “dot”saja
h.
Bayi menyusu pada payudara, bukan putting susu
i.
Lidah bayi terjulur melewati gusi bawah, melingkari “dot”
jaringan payudara
Inisiasi dini didasarkan pada hasil
penelitian yang membuktikan bahwa kontrak bayi dengan ibunya seawal mungkin seteah
lahir akan berdampak positif untuk perkembangan bayi.
Setelah bayi lahir, tempatkan bayi
diatas perut ibunya dalam posisi tengkurap. Tutupi dengan selimut. Biarkan bayi
merangkak dan berusaha untuk mencari sendiri putting susu ibunya dan
selanjutnya bayi akan menyusu.
4.
Manfaat pemberian ASI
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi,
yang memberikan kalori dan gizi yang diperlukan bayi untuk 4 bulan pertama
sehingga bayi mendapatkan kenaikan berat badan secara normal, karena semua gizi
didapat sesuai dengan kebutuhan bayi. Mudah untuk dicerna. Memberikan
perlindungan yang penting dari infeksi. Juga segar, bersih dan siap diminum
Manfaat ASI bagi bayi :
·
Komposisi sesuai dengan kebutuhan
·
Kalori dari ASi memenuhi kebutuhan sampai usia 6 bulan
·
ASI mengandung zat pelindung
·
Perkembangan psikomotorik lebih cepat
·
Menunjang perkembangan penglihatan
·
Memperkuat ikatan batin antar ibu dan anak
·
Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat
·
Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.
Manfaat bagi ibu :
·
Mencegah perdarahan pascapersalinan dan mempercepat
kembalinya rahim ke bentuk semula
·
Mencegah anemia defisiensi zat besi
·
Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
·
Menunda kesuburan
·
Menimbulkan perasaan dibutuhkan
·
Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium
5.
Komposisi Gizi dalam ASI
·
Protein
Protein ASI berkisar 1,3 g/ml pada bulan
pertama dengan rata – rata 1,15 g/100 ml dihitung berdasarkan total nitrogen x
6,25. ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang sukar
dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu menyebabkan isi
pencernaan bayi menjadi lebih lembut atau mudah dicerna oleh usus bayi.
·
Lemak
Lemak ASI terdiri dari trigliserid ( 98 – 99
% 0 yang dengan enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak.
Kandungan asam lemak esensial, docahexaenoic aacid ( DHA ) dan arachnoic acid (
AA ) yang berperan penting dalan pertumbuhan otak sejak trimerster I kehamilan
sampai 1 tahun anak.
·
Vitamin
a.
Vitamin yang larut lemak
ASI adalah sumber
vitamin A yang baik dengan konsentrasi sekitar 200 IU / dl. Vitamin yang larut
dalam lemak lainnya adalah D,E dan K
b. Vitamin yang larut
dalam air
Vitamin C, asam
nicotinic, B12, B1 (tiamin),B2 ( riboflavin ), B6 (piridoksin) sangat
dipengaruhi oleh makanan ibu.
·
Zat besi
ASI mengandung sedikit zat besi (0,5 – 1,0
mg/liter ). Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat vesi dari ASI diserap dengan baik (>70%)
·
Zat anti infeksi
ASI disebut juga “darah putih” yang mengandung
enzim, immunoglobulin, dan lekosit. Lekosit terdiri dari atas fagosit 90 %, dan
limfosit 10 %. Ada 5 macam immunoglobulin : IgA, IgM, IgE, IgD, dan IgG.
·
Laktoferin
Laktoferin banyak dalam ASI ( 1 – 6 mg/ml ).
Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan.
·
Faktor bifidus
Untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri baik
dalam usus bayi yang melawan pertumbuhan bakteri pathogen seperti shigela,
salmonella.
·
Lisozim
Lisozim termasuk whey protein yang bersifat
bakteriosidal. Lisozim dapat melawan serangan E.coli dan salmonella.
·
Taurin
Merupakan asam amino dalam ASI yang terbanyak
kedua. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi
otak bayi.
6.
Upaya Memperbanyak ASI
·
Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama
menyusui 10 – 15 mneit di setiap payudara
·
Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah
dan duduklah selama menyusui.
·
Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan
dengarkan suara menelan yang aktif
·
Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah
setiap kali habis menyusui
·
Tidurlah bersebelahan dengan bayi
·
Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
·
Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang mneyusui bayinya
dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penemepelan
·
Yakinlah bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan
melakukan hal – hal tersebut
Bidan juga harus
menyampaikan pendidikan kesehatan kepada ibu menyusui, antara lain :
·
Mengkonsumsi tambahan kalori setidaknya 500 kalori sehari
·
Makan dengan diet berimbang unutk mendapatkan cukup kalori,
protein vitamin dan mineral
·
Minumlah sediktnya 3 liter setiap hari
·
Pil zat besi harus diminum untuk menambah gizi setidaknya
selama 40 hari setelah kelahiran
·
Minumlah kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayi melalui ASI
7.
ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minumn pendamping ( termasuk air jeruk, madu, air gula ) yang
dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan.
Pemberian ASI ekslusif ini tidak selamanya
harus langsung dari payudara ibunya. ASI yang ditampung dan di tunda
pemebriannya masih sama kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara
ibunya,
8.
Tanda Bayi Cukup ASI
·
Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya
jernih sampai kuning muda
·
Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “ berbiji “
·
Bayi tampak puas, sewaktu – waktu merasa lapar, bangun dan
tidur cukup. Bayi yang selalu tidur bukan pertanda baik
·
Baik setidaknya menyusu 10 – 12 kali dalam 24 jam
·
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai
menyusui
·
Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali
bayi mulai menyusui
·
Bayi bertambah berat badannya.
9.
Masalah dalam Pemberian ASI
a.
Pada masa antenatal
Putting susu yang
tidak menonjol / datar. Hal ini dapat diperbaiki dengan isapan langsung bayi
yang kuat.
Segera setelah bayi
lahir, ibu dapat melakukan
·
Skin to skin contact dan biarkan bayi mengisap sedini
mungkin
·
Biarkan bayi mencari putting susu, kemudian mengisapnya.
·
Apabila putting benar – benar tidak muncul, dapat ditarik
dengan pompa putting susu atau yang paling sederhana dengan modifikasi spuit
injeksi 10 ml.
·
Jika tetap mengalami kesulitan biarkan bayi tetap disusui
dengan sedikit penekanan pada areola dengan jari hingga terbentuk dot ketika
memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi
·
Bila terlau penuh, ASI dapat diperas dan diberikan dengan
sendok atau cangkir. Lakukan ini hingga 1 – 2 minggu
b.
Pada masa setelah
persalinan dini
·
Putting susu lecet
Gejala infeksi candida di mulut bayi
: kulit akan merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan
kulit kering bersisik.
Cara mengatasi
putting susu yang lecet
1)
Terus memberikan ASI pada bagian luka yang tidak begitu
sakit
2)
Mengoleskan putting susu dengan ASI akhir, jangan berikan
obat lain
3)
Mengistirahatkan putting susu yang sakit untuk smentara
waktu
4)
Selama putting susu
diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan dan tidak
dianjurkan dengan alat pompa
5)
Cuci payudara sekali saja dalam sehari dan tidak dibenarkan
menggunakan sabun
·
Payudara bengkak
Gejala
yang dirasakan jika payudara bengkak yaitu payudara terlihat oedema, ibu
merasakan sakit, putting susu kencang, kulit mnegkilat walau tidak merah, ASI
tidak akan keluar bila diperiksa atau dihisap dan badan demam setelah 24 jam.
Cara
mengatasinya adalah dengan cara menyusui dini, pelekatan yang baik, dan
menyusui on demand. Bayi harus lebih sering disusui.
·
Abses payudara
Keadaan ini disebabkan oleh :
1)
Kurangnya ASI yang dikeluarkan atau dihisap
2)
Pengisapan yang tidak efektif
3)
Kebiasaan menekan payudara dengan jari atau tekanan baju
4)
Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar,
terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung
Beberapa tindakan
yang dapat dilakukan :
1)
Kompres hangat / panas dan lakukan pemijatan
2)
Rangsang oksitosin dengan pemijatan punggung dan kompres
3)
Pemberian antibiotic flucloxacillin atau erythromycin selama
7 – 10 hari
c.
Pada masa setelah persalinan lanjut
·
Sindrome ASI kurang
Tanda – tanda bahwa ASI kurang yaitu
berat badan bayi kurang dari rata – rata 500 gram per bulan, berat badan
setelah lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali, ngompol rata – rata kurang
dari 6 kali 24 jam.
Cara mengatasinya sesuai dengan
faktor penyebab yaitu faktor teknik menyusui, faktor psikologis, faktor fisik
ibu, faktor kondisi bayi.
·
Ibu yang bekerja
Cara yang dianjurkan pada ibu yang
bekerja yaitu :
1)
Susuilah bayi sebelum ibu berangkat kerja
2)
Keluarkan ASI dengan cara diperas, kemudian simpan
3)
Pada saat ibu di rumah sesering mungkin ibu menyusui bayi
4)
Tingkatkan keterampilan mengeluarkan ASI
5)
Minum dan makan makanan yang bergizi
·
Pengeluaran ASI
Cara mengeluarkan ASI :
1)
Pemijatan
2)
Penekanan
3)
Mengguncang
d.
Masalah menyusui pada keadaan khusus
·
Ibu yang melahirkan dengan bedah sesar
Pada ibu yang mengalami bedah dengan
pembiusan umum, susukanbayi secepatnya setelah sadar dengan bantuan tenaga
medis. Jika tidak dengan pembedahan umum, posisi menyusui dengan posisi
berbaring miring.
·
Ibu yang menderita AIDS (HIV+)
WHO menganjurkan agar tetap
memberikan ASI selama 6 bulan pertama. Karena dalam observasi selama ini,
penularan sebelum usia ini masih sangatlah rendah.
·
Ibu yang menderita hepatitis B
Program imunisasi global
menganjurkan vaksinasi hepatitis B diberikan segera setelah bayi lahir atau
paling tidak 24 jam setelah bayi lahir. WHO menganjurkan pada ibu agar tetap
memberikan ASI karena ASI mempunyai peranan penting untuk kesehatan, ekonomis,
dan mengandung antibiotik
e.
Masalah menyusui pada bayi
1)
Bayi sering menangis
Bila bayi sering
menangis belum tentu penyebabnya karena kekurangan ASI. Bisa saja untuk menarik
perhatian, dan keadaan yang kurang nyaman
2)
Bayi bingung putting
Ini terjadi karena
bayi minum susu formula dan berganti – ganti dengan menyusui pada ibu. Tanda –
tanda bayi bingung putting yaitu bayi mnegisap seperti mengisap dot, mengisap
secara terputus – putus, dan bayi menolak menyusu
3)
Bayi premature dan bayi kecil
Bayi premature atau bayi dengan berat
badan rendah mempunyai masalah menyusu karena reflex isapnya lemah. Oleh karena
itu, bayi harus cepat dan lebih sering dilatih menyusu.
4)
Bayi kuning
Warna kuning pada bayi disebabkan karena
kelebihan bilirubi dalam darah. Maka harus dilakukan pemberian ASI sesegera
mungkin, susui bayi sesering mungkin
5)
Bayi kembar
Ibu dapat menyusui seorang demi seorang,
ibu juga dapat menyusui sekaligus berdua. Posisi yang mudah yaitu dengan cara
memegang bola.
6)
Bayi sakit
Susui bayi dengan posisi duduk, sedikit –
sedikit tapi sering. Jangan menggoyang – goyangkan bayi karena bisa menyebabkan
muntah.
7)
Bayi sumbing dan celah langit – langit
Cara menyusui yang dianjurkan yaitu dengan
cara posisi duduk, putting dan areola dipegang selagi menyusui, ibu jari si ibu
dapat dipakai sebagai penyumbat celah.
8)
Bayi dengan lidah pendek
Ibu dapat membantu dengan menahan kedua
bibir bayi segera setelah bayi dapat menangkap putting dan areola.
10. Dukungan Bidan
dalam Pemberian ASI
Peranan awal bidan dalam mendukung
pemberian ASI :
·
Yakinlah ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi
dari payudara ibunya
·
Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui
bayinya sendiri
Cara bidan memberikan
dukungan dalam pemberian ASI :
·
Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama
beberapa jam pertama
·
Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umu yang timbul
·
Bantulah ibu pada waktu pertama kali member ASI
·
Bayi harus ditempatkan di dekat ibunya
·
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
·
Hanya berikan kolostrum dan ASI saja
·
Hindari susu botol dan dot “empeng”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar