Selasa, 05 Maret 2013

Konsep Masa Nifas dan Proses Laktasi


BAB II
ISI
                                                                                      
A.    Konsep Masa Nifas
1.      Pengertian Masa Nifas
      Masa nifas  ( postpartum / puerperium ) berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan.
Masa nifas  ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra – hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
      Periode masa nifas  adalah periode waktu selama 6 – 8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat – alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil / tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologis dan psikologi karena proses persalinan.
      Pada masa nifas ini terjadi perubahan – perubahan fisiologis, yaitu :
·         Perubahan fisik
·         Involusi uterus dan pengeluaran lokhea
·         Laktasi / pengeluaran air susu ibu
·         Perubahan system tubuh lainnya
·         Perubahan psikis.

2.      Tujuan Masa Nifas
      Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa nifas untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu.
      Tujuan asuhan masa nifas
·         Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
·         Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
·         Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
·         Memberikan pelayanan keluarga berencana.
      Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamulan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
3.      Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
      Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut :
·         Memberi dukungan yang terus – menerus selama masa nifas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama persalinan nifas.
·         Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis
·         Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman.
                              Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas :
·      Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat – saat kritis masa nifas
·      Pendidik dalam usaha pemeberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga
·      Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas

 
4.      Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
      Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah,mendeteksi serta menangani masalah – masalah yang terjadi.
Kunjungan
Waktu
Tujuan
1
6 – 8 jam setelah persalinan
·         Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas
·         Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memeberi rujukan bila perdarahan berlanjut
·         Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaiman mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
·         Pemebrian ASI pada masa awal menjadi ibu
·         Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
·         Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hiportemia
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil
2
6 hari  setelah persalinan
·         Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
·         Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan
·         Memasttikan ibu mendapat cukup makanan , cairan dan istirahat
·         Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda – tanda penyulit
·         Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat
3
2 minggu setelah persalinan
Semua seperti diatas  ( enam hari setelah persalinan )
4
6 minggu setelah persalinan
·         Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang dialami atau bahaya
·         Memberikan konseling untuk KB secara dini

5.      Tahapan Masa Nifas
      Nifas dibagi dalam 3 periode :
·         Puerperium dini
  Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
·         Puerperium intermedial
  Yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
·         Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu – minggu, bulanan atau tahunan.

Periode masa nifas dibagi menjadi 3, yaitu :
·         Periode immediate postpartum
  Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering mendapat banyak masalah seperti perdarahan.
·         Periode early postpartum ( 24 jam – 1 minggu )\
  Masa dimana involusi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat mnyusui dengan baik.
·         Periode late postpartum ( 1 – 5 minggu )
  Masa dimana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari – hari, serta konseling KB.

6.      Evidence Based Asuhan Masa Nifas
      Evidence based merupakan suatu istilah yang umum digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dan penelitian ( gray,1997 )























B.     Proses Laktasi dan Menyusui
               Proses ini timbul setelah placenta atau ari – ari lepas, placenta mengandung hormone penghambat prolaktin ( hormone placenta ) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah placenta lepas, hormone placenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga terjadi produksi ASI. ASI keluar 2- 3 hari setelah melahirkan. Namun hal yang luar biasa adalah sebelumnya di payudara sudah terbentuk kolostrum yang sangat baik untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan antibody pembunuh kuman.
1.      Anatomi dan Fisiologi Payudara

         Kelenjer mamae atau payudara adalah perlengkapan pada organ reproduksi wanita dan mengeluarkan air susu. Kelenjer mamae tumbuh menjadi besar pada bagian lateral linea aksilaris anterior / media sebelah cranial ruang interkostalis III dan sebelah kaudal ruang interkostatalis VII – VIII. 
         Kelenjer mamae terdapat diatas bagian luar fasia torakalis superfisialis didaerah jaringan lemak subkutia. Ke arah lateral sampai ke linea aksilaris media, kearah medial melewati linea media mencapai kelenjer mamae sisi yang lain kea rah bawah mencapai daerah aksilia ( lipatan ketiak ).
         Struktur makroskopis
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu
·         Korpus ( badan ) yaitu bagian yang membesar
·         Areola yaitu bagian yang kehitaman ditengah
·         Papilla atau putting yaitu bagian uang menonjol di puncak payudara.



Macam – mcam putting yaitu
Ada 4 macam putting susu yaitu bentuk normal, pendek/datar, panjang dan terbenam ( inverted )

      Struktur mikroskopis
  Pada bagian dalam badan payudara terdapat bangunan yang disebut alveolus, yang merupakan tempat air susu diproduksi. ASI yang dihasilkan oleh alveolus dialirkan ke dalam saluran kecil ( diktulus ) lalu beberapa saluran kecil yang bergabung membentuk saluran yang lebih kecil ( duktus ). Pada bagian bawah areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus laktiferus. Masing – masing payudara terdiri atas 15 – 20 lobus, yang dipisahkan oleh jaringan ikat, mengandung jaringan glandular yang tersusun sebagai suatu system duktus – alveolus. Pada masing – masing lobus lobus terdiri atas 20 – 40 lobulus, selanjutnya masing – masing lobules terdiri atas 10 – 100 alveoli.
  Fisiologis laktasi
           Ketika bayi mnegisap payudara, hormone yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi di belakang areola lalu ke dalam mulut bayi.
           Siklus laktasi
1)      Laktogenesis Stadium 1 ( kehamilan ) : penambahan dan pembesaran lobules alveolus
2)      Laktogenesis Stadium 2 ( akhir kehamilan sampai 2-3 hari postpartum ) : produksi ASI
3)      Laktogenesis Stadium 3 (galaktopoesis ) : sekresi ASI
4)      Involusi ( berkurangnya kelenjer mamae ) : mulai 40 hari setelah berhenti menyusui

2.      Cara Merawat Payudara
      Perawatan mamae telah dimulai sejak wnaita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
      Putting susu harus diperhatikan kebersihannya dan rhagade ( luka pecah ) harus segera diobati, karena kerusakan putting susu dapat mneyebabkan mastitis.
      Cara perawatan payudara :
·         Menjaga payudara tetap bersih dan kering
·         Menggunakan BH yang  menyokong payudara
·         Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet.
·         Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok
·         Untuk mneghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam
·         Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
-          Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 mneit
-          Urut payudara dari arah pangkal mneuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “ Z “ menuju putting
-          Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
-          Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali. Apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan
-          Letakkan kain dingin pada pyudara setelah menyusui
-          Payudara dikeringkan
      Bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara :
·         Pembalutan mamae sampai tertekan
·         Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel

3.      Cara Menyusui yang benar dan Inisiasi
·         Posisi ibu dan bayi yang benar
a.       Berbaring miring
      Biasanya dilakukan oleh ibu yang melahirkan melalui operasi Caesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah pertahankan jalan nafas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu.
b.      Duduk
Ibu dapat memilih beberapa posisi tangan dan bayi yang paling nyaman
·         Proses pelekatan bayi dengan ibu
            Untuk mendapatkan pelekatan yang maksimal, penting untuk memberikan topangan pada punggung ibu.
            Langkah – langkah dalam pelekatan / menyusui yang benar
a.       Keluarkan ASI sedikit untuk membersihkan putting susu sebelum menyusui
b.      Pegang payudara dengan C hold di belakang areola
c.       Hidung bayi dan putting susu ibu berhadapan
d.      Sentuh pipi atau bibir bayi merangsang rooting reflect
e.       Tunggu sampai mulut terbuka lebar dan lidah menjulur
f.       Dekatkan bayi ke ibu dan arahkan putting susu ke atas menyusuri langit mulut bayi
g.      Putting susu, areola, dan sebagian besar gudang ASI tertangkap oleh mulut bayi
h.      Posisi mulut dengan pelekatan yang benar
i.        Jika bayi sudah dirasa cukup kenyang maka hentikan proses menyusui dengan memasukan kelingking ke dalam mulut bayi menyusuri langit – langit mulut bayi
j.        Kadang bayi akan tertidur sendiri sebelum proses menyusui diakhiri 

Tanda – tanda pelekatan yang benar adalah :
a.       Tampak areola masuk sebanyak mungkin, areola bagian atas lebih banyak terlihat
b.      Mulut terbuka lebar
c.       Bibir atas dan bawah terputar keluar
d.      Dagu bayi menempel pada payudara
e.       Gudang ASI termasuk dalam jaringan yang masuk
f.       Jaringan payudara merenggang sehingga membentuk “dot” yang panjang
g.      Putting susu sekitar 1/3 – 1/4 bagian “dot”saja
h.      Bayi menyusu pada payudara, bukan putting susu
i.        Lidah bayi terjulur melewati gusi bawah, melingkari “dot” jaringan payudara
        Inisiasi dini didasarkan pada hasil penelitian yang membuktikan bahwa kontrak bayi dengan ibunya seawal mungkin seteah lahir akan berdampak positif untuk perkembangan bayi.
        Setelah bayi lahir, tempatkan bayi diatas perut ibunya dalam posisi tengkurap. Tutupi dengan selimut. Biarkan bayi merangkak dan berusaha untuk mencari sendiri putting susu ibunya dan selanjutnya bayi akan menyusu.
4.      Manfaat pemberian ASI
      ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan kalori dan gizi yang diperlukan bayi untuk 4 bulan pertama sehingga bayi mendapatkan kenaikan berat badan secara normal, karena semua gizi didapat sesuai dengan kebutuhan bayi. Mudah untuk dicerna. Memberikan perlindungan yang penting dari infeksi. Juga segar, bersih dan siap diminum
      Manfaat ASI bagi bayi :
·         Komposisi sesuai dengan kebutuhan
·         Kalori dari ASi memenuhi kebutuhan sampai usia 6 bulan
·         ASI mengandung zat pelindung
·         Perkembangan psikomotorik lebih cepat
·         Menunjang perkembangan penglihatan
·         Memperkuat ikatan batin antar ibu dan anak
·         Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat
·         Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.
                              Manfaat bagi ibu :
·         Mencegah perdarahan pascapersalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula
·         Mencegah anemia defisiensi zat besi
·         Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
·         Menunda kesuburan
·         Menimbulkan perasaan dibutuhkan
·         Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium
5.      Komposisi Gizi dalam ASI
·         Protein
   Protein ASI berkisar 1,3 g/ml pada bulan pertama dengan rata – rata 1,15 g/100 ml dihitung berdasarkan total nitrogen x 6,25. ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi lebih lembut atau mudah dicerna oleh usus bayi.
·         Lemak
   Lemak ASI terdiri dari trigliserid ( 98 – 99 % 0 yang dengan enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Kandungan asam lemak esensial, docahexaenoic aacid ( DHA ) dan arachnoic acid ( AA ) yang berperan penting dalan pertumbuhan otak sejak trimerster I kehamilan sampai 1 tahun anak.
·         Vitamin
a. Vitamin yang larut lemak
ASI adalah sumber vitamin A yang baik dengan konsentrasi sekitar 200 IU / dl. Vitamin yang larut dalam lemak lainnya adalah D,E dan K
b. Vitamin yang larut dalam air
Vitamin C, asam nicotinic, B12, B1 (tiamin),B2 ( riboflavin ), B6 (piridoksin) sangat dipengaruhi oleh makanan ibu.
·         Zat besi
  ASI mengandung sedikit zat besi (0,5 – 1,0 mg/liter ). Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat vesi dari ASI diserap  dengan baik (>70%)
·         Zat anti infeksi
  ASI disebut juga “darah putih” yang mengandung enzim, immunoglobulin, dan lekosit. Lekosit terdiri dari atas fagosit 90 %, dan limfosit 10 %. Ada 5 macam immunoglobulin : IgA, IgM, IgE, IgD, dan IgG.
·         Laktoferin
  Laktoferin banyak dalam ASI ( 1 – 6 mg/ml ). Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan.
·         Faktor bifidus
  Untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi yang melawan pertumbuhan bakteri pathogen seperti shigela, salmonella.
·         Lisozim
  Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakteriosidal. Lisozim dapat melawan serangan E.coli dan salmonella.
·         Taurin
  Merupakan asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi otak bayi.
6.      Upaya Memperbanyak ASI
·         Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama menyusui 10 – 15 mneit di setiap payudara
·         Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah selama menyusui.
·         Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif
·         Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui
·         Tidurlah bersebelahan dengan bayi
·         Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
·         Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang mneyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penemepelan
·         Yakinlah bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal – hal tersebut

Bidan juga harus menyampaikan pendidikan kesehatan kepada ibu menyusui, antara lain :
·         Mengkonsumsi tambahan kalori setidaknya 500 kalori sehari
·         Makan dengan diet berimbang unutk mendapatkan cukup kalori, protein vitamin dan mineral
·         Minumlah sediktnya 3 liter setiap hari
·         Pil zat besi harus diminum untuk menambah gizi setidaknya selama 40 hari setelah kelahiran
·         Minumlah kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI
7.      ASI Eksklusif
      ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minumn pendamping ( termasuk air jeruk, madu, air gula ) yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan.
      Pemberian ASI ekslusif ini tidak selamanya harus langsung dari payudara ibunya. ASI yang ditampung dan di tunda pemebriannya masih sama kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara ibunya,
     
8.      Tanda Bayi Cukup ASI
·         Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
·         Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “ berbiji “
·         Bayi tampak puas, sewaktu – waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi yang selalu tidur bukan pertanda baik
·         Baik setidaknya menyusu 10 – 12 kali dalam 24 jam
·         Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
·         Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusui
·         Bayi bertambah berat badannya.

9.      Masalah dalam Pemberian ASI
a.       Pada masa antenatal
Putting susu yang tidak menonjol / datar. Hal ini dapat diperbaiki dengan isapan langsung bayi yang kuat.
Segera setelah bayi lahir, ibu dapat melakukan
·         Skin to skin contact dan biarkan bayi mengisap sedini mungkin
·         Biarkan bayi mencari putting susu, kemudian mengisapnya.
·         Apabila putting benar – benar tidak muncul, dapat ditarik dengan pompa putting susu atau yang paling sederhana dengan modifikasi spuit injeksi 10 ml.
·         Jika tetap mengalami kesulitan biarkan bayi tetap disusui dengan sedikit penekanan pada areola dengan jari hingga terbentuk dot ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi
·         Bila terlau penuh, ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Lakukan ini hingga 1 – 2 minggu

b.       Pada masa setelah persalinan dini
·        Putting susu lecet
            Gejala infeksi candida di mulut bayi : kulit akan merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering bersisik.
Cara mengatasi putting susu yang lecet
1)      Terus memberikan ASI pada bagian luka yang tidak begitu sakit
2)      Mengoleskan putting susu dengan ASI akhir, jangan berikan obat lain
3)      Mengistirahatkan putting susu yang sakit untuk smentara waktu
4)     Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan dan tidak dianjurkan dengan alat pompa
5)      Cuci payudara sekali saja dalam sehari dan tidak dibenarkan menggunakan sabun
·         Payudara bengkak
             Gejala yang dirasakan jika payudara bengkak yaitu payudara terlihat oedema, ibu merasakan sakit, putting susu kencang, kulit mnegkilat walau tidak merah, ASI tidak akan keluar bila diperiksa atau dihisap dan badan demam setelah 24 jam.
             Cara mengatasinya adalah dengan cara menyusui dini, pelekatan yang baik, dan menyusui on demand. Bayi harus lebih sering disusui.
·         Abses payudara
  Keadaan ini disebabkan oleh :
1)      Kurangnya ASI yang dikeluarkan atau dihisap
2)      Pengisapan yang tidak efektif
3)      Kebiasaan menekan payudara dengan jari atau tekanan baju
4)      Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung
  Beberapa tindakan yang dapat dilakukan :
1)      Kompres hangat / panas dan lakukan pemijatan
2)      Rangsang oksitosin dengan pemijatan punggung dan kompres
3)      Pemberian antibiotic flucloxacillin atau erythromycin selama 7 – 10 hari

c.       Pada masa setelah persalinan lanjut
·         Sindrome ASI kurang
            Tanda – tanda bahwa ASI kurang yaitu berat badan bayi kurang dari rata – rata 500 gram per bulan, berat badan setelah lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali, ngompol rata – rata kurang dari 6 kali 24 jam.
            Cara mengatasinya sesuai dengan faktor penyebab yaitu faktor teknik menyusui, faktor psikologis, faktor fisik ibu, faktor kondisi bayi.
·         Ibu yang bekerja
            Cara yang dianjurkan pada ibu yang bekerja yaitu :
1)      Susuilah bayi sebelum ibu berangkat kerja
2)      Keluarkan ASI dengan cara diperas, kemudian simpan
3)      Pada saat ibu di rumah sesering mungkin ibu menyusui bayi
4)      Tingkatkan keterampilan mengeluarkan ASI
5)      Minum dan makan makanan yang bergizi
·         Pengeluaran ASI
            Cara mengeluarkan ASI :
1)      Pemijatan
2)      Penekanan
3)      Mengguncang

d.      Masalah menyusui pada keadaan khusus
·         Ibu yang melahirkan dengan bedah sesar
            Pada ibu yang mengalami bedah dengan pembiusan umum, susukanbayi secepatnya setelah sadar dengan bantuan tenaga medis. Jika tidak dengan pembedahan umum, posisi menyusui dengan posisi berbaring miring.
·         Ibu yang menderita AIDS (HIV+)
            WHO menganjurkan agar tetap memberikan ASI selama 6 bulan pertama. Karena dalam observasi selama ini, penularan sebelum usia ini masih sangatlah rendah.
·         Ibu yang menderita hepatitis B
            Program imunisasi global menganjurkan vaksinasi hepatitis B diberikan segera setelah bayi lahir atau paling tidak 24 jam setelah bayi lahir. WHO menganjurkan pada ibu agar tetap memberikan ASI karena ASI mempunyai peranan penting untuk kesehatan, ekonomis, dan mengandung antibiotik

e.       Masalah menyusui pada bayi
1)      Bayi sering menangis
Bila bayi sering menangis belum tentu penyebabnya karena kekurangan ASI. Bisa saja untuk menarik perhatian, dan keadaan yang kurang nyaman
2)      Bayi bingung putting
Ini terjadi karena bayi minum susu formula dan berganti – ganti dengan menyusui pada ibu. Tanda – tanda bayi bingung putting yaitu bayi mnegisap seperti mengisap dot, mengisap secara terputus – putus, dan bayi menolak menyusu
3)      Bayi premature dan bayi kecil
      Bayi premature atau bayi dengan berat badan rendah mempunyai masalah menyusu karena reflex isapnya lemah. Oleh karena itu, bayi harus cepat dan lebih sering dilatih menyusu.
4)      Bayi kuning
      Warna kuning pada bayi disebabkan karena kelebihan bilirubi dalam darah. Maka harus dilakukan pemberian ASI sesegera mungkin, susui bayi sesering mungkin
5)      Bayi kembar
      Ibu dapat menyusui seorang demi seorang, ibu juga dapat menyusui sekaligus berdua. Posisi yang mudah yaitu dengan cara memegang bola.
6)      Bayi sakit
      Susui bayi dengan posisi duduk, sedikit – sedikit tapi sering. Jangan menggoyang – goyangkan bayi karena bisa menyebabkan muntah.
7)      Bayi sumbing dan celah langit – langit
      Cara menyusui yang dianjurkan yaitu dengan cara posisi duduk, putting dan areola dipegang selagi menyusui, ibu jari si ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah.
8)      Bayi dengan lidah pendek
      Ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat menangkap putting dan areola.
           
10.  Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI
      Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI :
·         Yakinlah ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya
·         Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri
                       Cara bidan memberikan dukungan dalam pemberian ASI :
·         Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama
·         Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umu yang timbul
·         Bantulah ibu pada waktu pertama kali member ASI
·         Bayi harus ditempatkan di dekat ibunya
·         Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
·         Hanya berikan kolostrum dan ASI saja
·         Hindari susu botol dan dot “empeng”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar