A.
Kebutuhan dasar selama persalinan
1.
Oksigen
Ibu
sebaiknya menggunakan bentuk pernapasan terkontrol, seperti yang digunakan pada
saat fase aktif kala satu persalinan.. Jenis pernapasan ini dimulai dengan
napas pembersihan, kemudian menjadi napas dada lambat yang kecepatannya
meningkat pada saat kontraksi mencapai puncaknya, kemudian melambat pada saat
kontraksi mereda. Ibu mungkin memerlukan bantuan dalam mengatur pernapasannya
dan dalam mengefektifkan penggunaan upaya dorong alaminya. Ibu perlu dipimpin
untuk bernapas pendek dan cepat jika ia merasa ingin mendorong.
Pernapasan
pendek dan cepat juga dapat berarti napas tenggorok yang dangkal dan cepat.
Kemampuan ibu untuk bernapas pendek dan tidak melakukan dorongan dapat menjadi
hal yang penting, dan ia harus diajarkan bagaimana melakukan hal itu ketika
memasuki kala dua persalinan jika ia belum diajarkan sebelumnya.
Pernapasan
pada saat persalinan berfungsi sebagai relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang
dibutuhkan, dan ada kemungkinan untuk merubah pernapasan sebagai respon
perubahan kontraksi. Pernapasan dalam persalinan dibagi dalam 2 bentuk, yaitu
pernapasan ringan dan pernapasan lambat.
·
Pernapasan lambat
Gunakan pernapasan lambat (tingkat pertama
dari pernapasan terpola) ketika ibu mencapai suatu keadaan dimana kontraksi
cukup kuat sehingga ibu tidak bisa lagi berjalan atau berbicara tanpa berhenti
sejenak. Gunakan pernapasan lambat ini jika membantu , biasanya sampai ibu ke –
kala satu persalinan. Kemudian ganti dengan pernapasan ringan atau variasinya
jika ibu menjadi tegang dan tidak rileks selama kontraksi. sebagian wanita
hanya menggunakan pernapasan lambat sepanjang kala satu persalinan, lainnya
menggunakan pernapasan ringan.
Pernapasan lambat dapat berupa pernapasan
dada dan pernapasan perut. Pernapasan ini berfungsi untuk membantu ibu agar
lebih rileks.
Penerapan
pernapasan lambat dalam persalinan :
a.
Setelah kontraksi
dimulai, ambil nafas yang banyak dan hembuskan nafas dengan kuat. Ini dapat
digunakan sebagai pernafasan "pengatur" atau sinyal pada pasangan.
Lepaskan semua ketegangan sewaktu ibu mengeluarkan nafas, dan kendurkan semua
otot dari kepala sampai ujung kaki.
b.
Pusatkan perhatian
ibu
c.
Perlahan hirup
nafas melalui hidung atau mulut jika hidung ibu tersumbat dan keluarkan melalui
mulut, lalu biarkan semua udara mengalir keluar. Berhenti sejenak sampai udara
seolah-olah ingin masuk kembali. Bernafaslah enam sampai sepuluh tarikan per
menit.
d.
Tarik nafas dengan
cepat.
e.
Jaga bahu dalam
posisi kebawah dan rileks. Relaksasikan dada dan perut sehingga keduanya
mengembung ketika ibu menarik nafas dan kembali normal ketika ibu mengeluarkan
nafas.
f.
Saat kontraksi
berakhir, beri sinyal pada pasangan bahwa kontraksi sudah berlalu atau ambil
nafas yang dalam dan rileks serta diakhiri dengan desahan.
g.
Rileks kan tubuh,
atur posisi dan minum
·
Pernapasan ringan
Jika
ibu tidak lagi rileks selama kontraksi, kontraksi terlalu sakit untuk
pernapasan lambat, atau ibu secara naluriah mempercepat pernapasan, maka ibu
dianjurkan untuk melakukan pernapasan ringan.
untuk
melakukakan pernapasan ringan yaitu dengan cara tarik napas dan keluarkan
dengan cepat dan ringan melalui mulut, kira – kira satu tarikan napas satu
detik atau dua detik. Tarikan nafas yang
tenang membantu ibu memastikan bahwa tidak mengambil nafas berlebihan atau
hiperventilasi.
Kecepatan pernapasan ibu bersalin secara
alami akan diatur oleh kebutuhan oksigen, rasa sakit dan frekuensi kontraksi.
2.
Nutrisi
Tindakan tenaga kesehatan yaitu memastikan
ibu untuk mendapat asupan ( makanan ringan dan minum air ) selama persalinan
dan kelahiran bayi. Karena ibu hanya ingin mengkonsumsi cairan. Maka anjurkan
kepada anggota keluarga untuk menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makan
ringan selama persalinan , karena makanan ringan dan cairan yang cukup selama
persalinan berlangsung akan memberikan lebh banyak energi dan mencegah
dehidrasi. Dehidrasi ini bila terjadi akan membuat kontraksi menjadi tidak
teratur atau menjadi lambat.
Ibu bersalin membutuhkan kurang lebih 50 –
100 kilo kalori energi setiap jam, dan jika tidak terpenuhi mereka akan
mengalami kelelahan otot dan kelaparan yang sangat.
Makanan yang disarankan dikonsumsi pada
kelompok Ibu yang makan saat persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan
buah-buahan, yoghurt rendah lemak, sup, minuman isotonik dan jus buah-buahan
Ibu boleh minum dan makan makanan ringan
selama menunggu persalinan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang
berbau menyengat seperti petai atau jengkol.
3. Personal
Hygiene
Membasuh
sekitar kemaluannya sesudah buang air kecil atau buang air besar dan menjaga
tetap bersih dan kering. Hal ini dapat menimbulkan kenyamanan dan relaksasi
serta menurunkan resiko infeksi karena dengan adanya kombinasi pengeluaran
antara lendir darah/bloody show, keringat, cairan ketuban/amnion, larutan untuk
pemeriksaan vagina dan juga veces dapat membuat ibu bersalin marasa tidak
nyaman.
Kepada ibu yang akan bersalin, dianjurkan
untuk menjaga kebersihan, karena manfaatnya adalah :
a. Mandi dan
membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk
selama persalinan. Hal ini akan mengurangi terjadinya infeksi sesudah
melahirkan.
b. Ibu akan
merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
Ibu yang akan melahirkan, tidak dihuknah untuk mengeluarkan tinja.
Ibu yang akan melahirkan, tidak dihuknah untuk mengeluarkan tinja.
Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya,
hanya bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan
mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
Selama menunggu persalinan tiba, ibu
diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin.
c.
Ibu yang sedang dalam proses persalinan
biasanya mempunyai napas yang bau, bibir kering dan pecah-pecah,
tenggorokan kering terutama jika ibu dalam persalinan selama beberapa jam tanpa
cairan oral dan tanpa perawatan mulut. Hal ini akan menimbulkan rasa tidak
nyaman bagi orang disekitarnya.
Untuk menghindarinya, yang
dapat dilakukan misalnya :
a. Menggosok gigi : Ibu bersalin harus diingatkan untuk membawa sikat gigi
dan pasta gigi ke tempat bersalin untuk digunakan selama persalinan.
b. Mencuci mulut : Dengan pemberian produk pencuci mulut, untuk
menyegarkan napas.
c. Pemberian gliserin : Untuk menghindari terjadinya kekeringan pada
bibir dapat digunakan gliserin dengan cara mengusapkannya.
d. Pemberian permen untuk melembabkan mulut dan tenggorokan. Sebaiknya
gunakan permen lollipop untuk mencegah aspirasi.
4. Pakaian
Sebelum ibu melalui tahap persalinan, ibu
dan keluarga perlu menyiapkan pakaian – pakaian yang mungkin diperlukan pada
saat bersalin, diantaranya adalah
a. Baju tidur.
Bawalah baju tidur yang nyaman untuk dipakai, sebaiknya yang mempunyai kancing
di bagian depan sehingga mempermudah untuk menyusui bayi. Bawalah baju tidur
dalam jumlah yang cukup ibu dapat memperkirakan untuk persalinan normal atau
alamiah biasanya 2 hari dan untuk persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5
hari.
b. 1 set baju
untuk pulang dari rumah sakit. Bawalah baju yang nyaman, dan tidak sempit.
c. Sandal.
Untuk ibu berjalan di tempat persalinan dan juga menjaga kaki anda untuk tetap
hangat.
d. Pakaian
dalam. Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam secukupnya.
e. Pembalut
wanita khusus untuk ibu bersalin.
f. Gurita atau
korset untuk ibu baru bersalin.
g. Perlengkapan
ibu. Bawalah juga sisir, bedak, lipstick, pengharum tubuh / deodoran untuk berdandan
karena akan bertemu dengan teman atau keluarga yang mengunjungi setelah
persalinan.
h. Handuk dan
sabun.
i.
Keperluan untuk BAYI anda:
·
Popok, bawalah beberapa buah.
·
Baju bayi, bawalah 2 buah karena kadang bayi memuntahkan
sedikit susu
·
Selimut atau Bedong.
·
Kaos kaki dan tangan.
·
Gendongan
5. Eliminasi
Sarankan ibu
untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus
berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering. Jika terasa ingin
berkemih atau jika kandung kemih dirasakan penuh. Periksa kandung kemih pada
saat akan memeriksa denyut jantung janin ( palpasi tepat di atas simfisis pubis
untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Antarkan ibu untuk berkemih di
kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah
penampung urin. Kandung kernih yang penuh akan :
· Memperlambat turunnya bagian terbawah janin dan mungkin
menyebabkan partus macet.
· Menyebabkan ibu tidak nyaman.
· Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang
disebabkan atonia uteri.
· Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
· Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.
Anjurkan
ibu untuk buang air besar. Kalau ibu merasa ingin buang air besar saat
persalinan aktif, lakukan periksa dalam untuk memastikan bahwa apa yang
dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan kepala bayi pada rektum. Kalau ibu
belum siap melahirkan perbolehkan ibu untuk ke kamar mandi.
Selama persalinan terjadi penekanan pada pleksus sakrum oleh bagian terendah janin sehingga menyebabkan retensi urin maupun sering berkemih. Retensi urin terjadi apabila:
1.
Tekanan pada
pleksus sakrum menyebabkan terjadinya inhibisi impuls sehingga vesica uretra menjadi penuh tetapi tidak timbul rasa berkemih;
4.
Kurangnya
privasi/postur yang kurang baik;
5.
Kurangnya kesadaran
untuk berkemih; dan
6.
Mobilisasi / Body
mekanik
Untuk membantu ibu supaya tetap tenang dan
relaks, tenaga kesehatan tidak boleh memaksa ibu dalam pemilihan posisi yang
diinginkan oleh ibu dalam persalinan. Peranan bidan dalam hal ini ialah
mendukung ibu dalam pemilihan posisi yang diinginkan ibu.
Posisi – posisi untuk persalinan
diantaranya :
·
Posisi alas an /
rasionalisasi
Duduk atau setengah duduk. Lebih
mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati perineum.
·
Posisi merangkak
Posisi ini baik
untuk ibu yang merasakan nyeri pada punggung. Posisi ini berfungsi untuk
membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan pada perineum.
·
Berjongkok atau berdiri berfungsi membantu penurunan kepala
bayi.
·
Berbaring miring ke kiri, berfungsi untuk member rasa santai
pada ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik bagi bayi, membantu mencegah
terjadinya laserasi
Alasan kenapa tidak boleh
bersalin dalam posisi terlentang atau lithotomic
·
Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
·
Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
·
Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.
·
Membatasi pergerakan ibu
·
Membuat buang air lebih sulit
·
Bisa memperlama proses persalinan
7.
Persiapan laktasi
ASI merupakan makanan yang sesuai untuk
bayi. Karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
sehat. Zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi dari
berbagai penyakit.
Persiapan laktasi antara lain :
·
Nutrisi ibu
Persiapan menyusui sudah dimulai ketika ibu
dalam keadaan hamil. Nutrisi ibu mempengaruhi pengeluaran air susu dan
perkembangan bayi. Pada bulan pertama
menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja ibu membutuhkan tambahan
kalori sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan pada
tahun kedua 400 kkal/hari.Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan
minum 8 – 12 gelas perhari.
Proses laktasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor (Soetjiningsih, DSAK : ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan,
buku kedokteran, Jakarta, ECG, 1997) :
a. Protein, dengan adanya variasi individu
maka diajnurkan penambahan 15-20 gr protein/hari.
b. Pengaruh makanan erat kaitannya
dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
c. Suplemen, jika makanan sehari
seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih
zat gizi.
·
Perawatan payudara ibu (Modul Manajemen Laktasi oleh
Depkes. RI. 1992)
Cara perawatan payudara setelah persalinan
supaya pembentukan ASI lancer antara lain :
a.
Perawatan buah dada seharusnya sudah dimulai pada kehamilan empat bulan.
b.
Pada waktu mandi, buah dada dicuci
dengan sabun dan puting susu dibersihkan.
c.
Jika terdapat puting yang mendatar / masuk kedalam, dengan ujung jari puting
ditarik-tarik keluar agar dapat menonjol keluar sehingga mudah ditangkap oleh
bayi.
d.
Sesudah hamil delapan bulan. Pengurutan buah dada dengan jari tangan
kearah puting susu, gunanya untuk membersihkan saluran susu sehingga mengurangi
bendungan air susu sesudah bersalin.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam
mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk
menyusui adalah
a.
Setiap ibu untuk
percaya dan yakin bahwa ibu akan sukses dalam menyusui bayinya
b.
Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu
buatan/formula.
c.
Memecahkan masalah yang timbul dalam menyusui.
d.
Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan.
e.
Memberikan kesempatan ibu untuk bertanya.
f.
Pelayanan pemeriksaan payudara, perawatan puting susu
8.
Istirahat / Tidur
Setelah janin dan plasenta lahir
kemudian ibu sudah dibersihkan ibu dianjurkan untuk istirahat setelah
pengeluaran tenaga yang banyak pada saat persalinan. Disini pola istirahat ibu
dapat membantu mengembalikan alat – alat reproduksi dan meminimalisasikan
trauma pada saat persalinan.
9.
Persiapan
persalinan dan kelahiran bayi
Ibu dan keluarga harus mempersiapkan persiapan persalianan dan kelahiran
bayi jauh – jauh hari.
Berikut beberapa hal yang wajib untuk persiapkan ;
a.
Membuat rencana persalinan
·
Tempat persalinan
·
Memilih tenaga kesehatan terlatih
·
Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih
tersebut
·
Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke
tempat persalinan tersebut
·
Siapa yang akan menemani persalinan
·
Berapa biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkannya
·
Siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
b.
Membuat rencana pembuatan
keputusan jika kegawatdaruratan pada saat pembuat keputusan utama tidak ada
·
Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
·
Siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat
keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan
c.
Mempersiapkan transportasi jika
terjadi kegawat daruratan
·
Dimana ibu akan melahirkan
·
Bagaimana cara menjangkaunya
·
Kemana ibu mau dirujuk
·
Bagaimana cara mendapatkan dana
·
Bagaimana cara mencari donor darah
d.
Mempersiapkan barang-barang
yang diperlukan untuk persalinan
·
Kain panjang 4 buah
·
Pembalut wanita
·
Handuk, waslap, alat mandi, alat make up
·
Pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH
·
Pakaian bayi, minyak telon
·
Tas plastik
e.
Persiapan dana
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun,
bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka
persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui
apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke
dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi
bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi
10.
Memantau
kesejahteraan janin
a.
Saat bayi belum lahir
·
Menentukan bagian
terendah janin.
·
Periksa DJJ setelah
setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak menglami bradikardi ( 120
),dilakukan setiap setengah jam.
b. Saat bayi lahir
·
Segera setelah
lahir , letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang di siapkan pada perut
ibu . Bila hal tersebut tidak memungkinkankan maka letakan bayi dekat ibu (
diantara kedua kaki atau disebelah ibu ) tetapi harus dipastikan bahwa area
tersebut bersih dan kering.
11.
Ketidaknyamanan dan
cara mengatasi
a.
Nyeri punggung
·
Nyeri ini
disebabkan oleh kontraksi. Khususnya ketika seorang ibu mengalami kontraksi
setiap 2 – 3 menit dan membuka hanya 2 – 3 pembukaan.
·
Posisi oksiput
posterior janin yang menyebabkan persalinan dengan nyeri punggung. Hal ini disebabkan
karena kepala janin menekan tulang ekor.
b.
Ketakutan, kelelahan, dan perasaan putus
asa merupakan akibat dari pra persalinan atau fase laten yang panjang dan
nyerinya akan semakin berat tanpa kemajuan
Kecemasan, kesendirian, ketakutan, stress
atau kemarahan yang berlebihan dapat menyebabkan kemajuan persalinan melambat
c.
Hemorrhoid
Hemaroid atau wasir adalah masalah yang
sebagian diakibatkan oleh pemecahan fisrologis pada system kardivaskular ibu
hamil. Selama persalinan vena vanikosa mempengaruhi sejumlah tempat dalam tubuh
ibu sehingga terjadi hemoroid. Selain itu tekanan darah vena yang tumpang
tindih dengan vena lain juga dapat menyebabkan hemoroid
Cara mengatasi
ketidaknyamanan :
a.
Tetaplah berjalan
dan selama kontraksi ambil posisi yang tidak menekan punggung
b.
Lawan tekanan
dipunggung dengan tekanan balik misalnya bidan dapat menekankan genggamannya ke
punggung ibu
c.
Gunakan botol
berisi air panas dipanggung bagian bawah di sela sela kontraksi
d.
Jangan berbaring
karena kepala janin akan menekan tulang punggung
e.
Pijatlah pantat dan
punggung bagian bawah
f.
Istirahat dengan
pemberian obat penghilang rasa sakit
12.
Tanda bahaya dalam
persalinan
a.
Ketuban pecah dini
Biasanya ketuban
pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jika sebelum waktu perkiraan persalinan
ibu telah merasa keluarnya cairan dalam jumlah banyak dari kemaluan ( pecahnya
ketuban), sebaiknya ibu langsung dibawa ke tenaga kesehatan untuk mencegah
terjadinya infeksi.
Ketuban pecah
dini atau yang sering disebut dengan KPD adalah ketuban pecah spontan tanpa
diikuti tanda-tanda persalinan, ketuban pecah sebelum pembukaan 3 cm
(primigravida) atau sebelum 5 cm (multigravida).
b.
Perdarahan post partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan
pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin. Didefinisikan sebagai
perdarahan pascapersalinan.
Masalah yang terdapat pada perdarahan ini
:
·
Perkiraan
kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya
setengah dari sebenarnya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau
dengan urin. Darah juga tersebar pada spons, handuk, dan kain, di dalam ember
dan di lantai
·
Volume darah yang
hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang
ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap
kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang anemia.
c.
Tekanan darah meningkat
Tekanan darah
meningkat tanpa pemeriksaan tensi darah sulit diketahui, tetapi apabila ibu
merasa bengkak pada kaki yang tidak hilang setelah diistirahatkan, bengkat pada
punggung tangan, bengkak pada kelopak mata atau bagian tubuh lainnya segera
hubungi nakes karena kemungkinan ibu terancam pre-eklampsi ( keracunan
kehamilan ).
d.
Partus lama
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8
jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi
serviks di kanan garis waspada persalinan aktif. Pada prinsipnya persalinan
lama dapat disebabkan oleh :
·
His tidak efisien
(adekuat)
·
Faktor janin
(malpresenstasi, malposisi, janin besar)
·
Faktor jalan lahir
(panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
Tanda dan gejala partus lama, yaitu:
·
Pembukaan serviks
mengarah ke sebelah kanan garis waspada partograf.
·
Pembukaan serviks
kurang dari 1 cm per jam.
·
Frekuensi kontraksi
kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik.
e. Syok
Syok merupakan kegagalan system sirkulasi
untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital. Syok merupakan
suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan intensif.
Penyebab syok pada kasus gawat darurat obstetric
biasanya adalah perdarahan (syok hipovolemik), sepsis (syok septic), gagal
jantung (syok kardiogenik), rasa nyeri (syok neurogenik), alergi (syok
anafilaktik).
Tanda dan gejala syok adalah :
·
Nadi cepat dan lemah (110 kali per menit atau lebih)
·
Tekanan darah yang rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg)
·
Pucat
·
Gelisah dan bingung
·
Keringat atau kulit yang terasa dingin dan lembab
·
Pernapasan yang cepat
·
Urin yang sedikit
f. Distosia
bahu
Distosia bahu adalah kepala janin
dilahirkan tetapi bahu tersangkut dan tidak dapat dilahirkan.
·
Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tetap berada dekat
vulva
·
Dagu tertarik dan menekan perineum
·
Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahu yang terperangkap
di belakang simfisis pubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar