Selasa, 05 Maret 2013

Kebutuhan Dasar Selama Persalinan



A.    Kebutuhan dasar selama persalinan
1.      Oksigen
      Ibu sebaiknya menggunakan bentuk pernapasan terkontrol, seperti yang digunakan pada saat fase aktif kala satu persalinan.. Jenis pernapasan ini dimulai dengan napas pembersihan, kemudian menjadi napas dada lambat yang kecepatannya meningkat pada saat kontraksi mencapai puncaknya, kemudian melambat pada saat kontraksi mereda. Ibu mungkin memerlukan bantuan dalam mengatur pernapasannya dan dalam mengefektifkan penggunaan upaya dorong alaminya. Ibu perlu dipimpin untuk bernapas pendek dan cepat jika ia merasa ingin mendorong.
      Pernapasan pendek dan cepat juga dapat berarti napas tenggorok yang dangkal dan cepat. Kemampuan ibu untuk bernapas pendek dan tidak melakukan dorongan dapat menjadi hal yang penting, dan ia harus diajarkan bagaimana melakukan hal itu ketika memasuki kala dua persalinan jika ia belum diajarkan sebelumnya.
      Pernapasan pada saat persalinan berfungsi sebagai relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang dibutuhkan, dan ada kemungkinan untuk merubah pernapasan sebagai respon perubahan kontraksi. Pernapasan dalam persalinan dibagi dalam 2 bentuk, yaitu pernapasan ringan dan pernapasan lambat.
·         Pernapasan lambat
      Gunakan pernapasan lambat (tingkat pertama dari pernapasan terpola) ketika ibu mencapai suatu keadaan dimana kontraksi cukup kuat sehingga ibu tidak bisa lagi berjalan atau berbicara tanpa berhenti sejenak. Gunakan pernapasan lambat ini jika membantu , biasanya sampai ibu ke – kala satu persalinan. Kemudian ganti dengan pernapasan ringan atau variasinya jika ibu menjadi tegang dan tidak rileks selama kontraksi. sebagian wanita hanya menggunakan pernapasan lambat sepanjang kala satu persalinan, lainnya menggunakan pernapasan ringan.
      Pernapasan lambat dapat berupa pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan ini berfungsi untuk membantu ibu agar lebih rileks.

Penerapan pernapasan lambat dalam persalinan :
a.       Setelah kontraksi dimulai, ambil nafas yang banyak dan hembuskan nafas dengan kuat. Ini dapat digunakan sebagai pernafasan "pengatur" atau sinyal pada pasangan. Lepaskan semua ketegangan sewaktu ibu mengeluarkan nafas, dan kendurkan semua otot dari kepala sampai ujung kaki.
b.      Pusatkan perhatian ibu
c.       Perlahan hirup nafas melalui hidung atau mulut jika hidung ibu tersumbat dan keluarkan melalui mulut, lalu biarkan semua udara mengalir keluar. Berhenti sejenak sampai udara seolah-olah ingin masuk kembali. Bernafaslah enam sampai sepuluh tarikan per menit.
d.      Tarik nafas dengan cepat.
e.       Jaga bahu dalam posisi kebawah dan rileks. Relaksasikan dada dan perut sehingga keduanya mengembung ketika ibu menarik nafas dan kembali normal ketika ibu mengeluarkan nafas.
f.       Saat kontraksi berakhir, beri sinyal pada pasangan bahwa kontraksi sudah berlalu atau ambil nafas yang dalam dan rileks serta diakhiri dengan desahan.
g.      Rileks kan tubuh, atur posisi dan minum
·         Pernapasan ringan
      Jika ibu tidak lagi rileks selama kontraksi, kontraksi terlalu sakit untuk pernapasan lambat, atau ibu secara naluriah mempercepat pernapasan, maka ibu dianjurkan untuk melakukan pernapasan ringan.
      untuk melakukakan pernapasan ringan yaitu dengan cara tarik napas dan keluarkan dengan cepat dan ringan melalui mulut, kira – kira satu tarikan napas satu detik atau dua detik. Tarikan nafas yang tenang membantu ibu memastikan bahwa tidak mengambil nafas berlebihan atau hiperventilasi.
      Kecepatan pernapasan ibu bersalin secara alami akan diatur oleh kebutuhan oksigen, rasa sakit dan frekuensi kontraksi.

2.      Nutrisi
      Tindakan tenaga kesehatan yaitu memastikan ibu untuk mendapat asupan ( makanan ringan dan minum air ) selama persalinan dan kelahiran bayi. Karena ibu hanya ingin mengkonsumsi cairan. Maka anjurkan kepada anggota keluarga untuk menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makan ringan selama persalinan , karena makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan berlangsung akan memberikan lebh banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi ini bila terjadi akan membuat kontraksi menjadi tidak teratur atau menjadi lambat.
      Ibu bersalin membutuhkan kurang lebih 50 – 100 kilo kalori energi setiap jam, dan jika tidak terpenuhi mereka akan mengalami kelelahan otot dan kelaparan yang sangat.
      Makanan yang disarankan dikonsumsi pada kelompok Ibu yang makan saat persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yoghurt rendah lemak, sup, minuman isotonik dan jus buah-buahan
      Ibu boleh minum dan makan makanan ringan selama menunggu persalinan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti petai atau jengkol.
3.      Personal Hygiene
      Membasuh sekitar kemaluannya sesudah buang air kecil atau buang air besar dan menjaga tetap bersih dan kering. Hal ini dapat menimbulkan kenyamanan dan relaksasi serta menurunkan resiko infeksi karena dengan adanya kombinasi pengeluaran antara lendir darah/bloody show, keringat, cairan ketuban/amnion, larutan untuk pemeriksaan vagina dan juga veces dapat membuat ibu bersalin marasa tidak nyaman.
      Kepada ibu yang akan bersalin, dianjurkan untuk menjaga kebersihan, karena manfaatnya adalah :
a.       Mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini akan mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
b.      Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
Ibu yang akan melahirkan, tidak dihuknah untuk mengeluarkan tinja.
      Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
      Selama menunggu persalinan tiba, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin.
c.             Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya  mempunyai napas yang bau, bibir kering dan pecah-pecah, tenggorokan kering terutama jika ibu dalam persalinan selama beberapa jam tanpa cairan oral dan tanpa perawatan mulut. Hal ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi orang disekitarnya.
                  Untuk menghindarinya, yang dapat dilakukan misalnya :
a.  Menggosok gigi : Ibu bersalin harus diingatkan untuk membawa sikat gigi dan pasta gigi ke tempat bersalin untuk digunakan selama persalinan.
b.  Mencuci mulut : Dengan pemberian produk pencuci mulut, untuk menyegarkan napas.
c.  Pemberian gliserin : Untuk menghindari terjadinya kekeringan pada bibir dapat digunakan gliserin dengan cara mengusapkannya.
d. Pemberian permen untuk melembabkan mulut dan tenggorokan. Sebaiknya gunakan permen lollipop untuk mencegah aspirasi.



4.      Pakaian
      Sebelum ibu melalui tahap persalinan, ibu dan keluarga perlu menyiapkan pakaian – pakaian yang mungkin diperlukan pada saat bersalin, diantaranya adalah
a.       Baju tidur. Bawalah baju tidur yang nyaman untuk dipakai, sebaiknya yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah untuk menyusui bayi. Bawalah baju tidur dalam jumlah yang cukup ibu dapat memperkirakan untuk persalinan normal atau alamiah biasanya 2 hari dan untuk persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5 hari.
b.      1 set baju untuk pulang dari rumah sakit. Bawalah baju yang nyaman, dan tidak sempit.
c.       Sandal. Untuk ibu berjalan di tempat persalinan dan juga menjaga kaki anda untuk tetap hangat.
d.      Pakaian dalam. Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam secukupnya.
e.       Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
f.       Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.
g.      Perlengkapan ibu. Bawalah juga sisir, bedak, lipstick, pengharum tubuh / deodoran untuk berdandan karena akan bertemu dengan teman atau keluarga yang mengunjungi setelah persalinan.
h.      Handuk dan sabun.
i.        Keperluan untuk BAYI anda:
·         Popok, bawalah beberapa buah.
·         Baju bayi, bawalah 2 buah karena kadang bayi memuntahkan sedikit susu
·         Selimut atau Bedong.
·         Kaos kaki dan tangan.
·         Gendongan


5.      Eliminasi
      Sarankan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering. Jika terasa ingin berkemih atau jika kandung kemih dirasakan penuh. Periksa kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung janin ( palpasi tepat di atas simfisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Antarkan ibu untuk berkemih di kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah penampung urin. Kandung kernih yang penuh akan :
·      Memperlambat turunnya bagian terbawah janin dan mungkin menyebabkan partus macet.
·      Menyebabkan ibu tidak nyaman.
·      Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan atonia uteri.
·      Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
·      Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.
      Anjurkan ibu untuk buang air besar. Kalau ibu merasa ingin buang air besar saat persalinan aktif, lakukan periksa dalam untuk memastikan bahwa apa yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan kepala bayi pada rektum. Kalau ibu belum siap melahirkan perbolehkan ibu untuk ke kamar mandi.
      Selama persalinan terjadi penekanan pada pleksus sakrum oleh bagian terendah janin sehingga menyebabkan retensi urin maupun sering berkemih. Retensi urin terjadi apabila:
1.      Tekanan pada pleksus sakrum menyebabkan terjadinya inhibisi impuls sehingga vesica uretra menjadi penuh tetapi tidak timbul rasa berkemih;
2.      Distensi yang menghambat saraf reseptor pada dinding vesica uretra;
3.      Tekanan oleh bagian terendah pada vesica uretra dan uretra;
4.      Kurangnya privasi/postur yang kurang baik;
5.      Kurangnya kesadaran untuk berkemih; dan
6.      Anastesi regional, epidural, blok pudendal sehingga obat mempengaruhi  saraf vesica uretra.
6.      Mobilisasi / Body mekanik
      Untuk membantu ibu supaya tetap tenang dan relaks, tenaga kesehatan tidak boleh memaksa ibu dalam pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinan. Peranan bidan dalam hal ini ialah mendukung ibu dalam pemilihan posisi yang diinginkan ibu.
      Posisi – posisi untuk persalinan diantaranya :
·         Posisi alas an / rasionalisasi
      Duduk atau setengah duduk. Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati  perineum.
·         Posisi merangkak
      Posisi ini baik untuk ibu yang merasakan nyeri pada punggung. Posisi ini berfungsi untuk membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan pada perineum.
·         Berjongkok atau berdiri berfungsi membantu penurunan kepala bayi.
·         Berbaring miring ke kiri, berfungsi untuk member rasa santai pada ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik bagi bayi, membantu mencegah terjadinya laserasi
           
            Alasan kenapa tidak boleh bersalin dalam posisi terlentang atau lithotomic
·         Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
·         Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
·         Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.
·         Membatasi pergerakan ibu
·         Membuat buang air lebih sulit
·         Bisa memperlama proses persalinan



7.      Persiapan laktasi
      ASI merupakan makanan yang sesuai untuk bayi. Karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit.
      Persiapan laktasi antara lain :
·         Nutrisi ibu
     Persiapan menyusui sudah dimulai ketika ibu dalam keadaan hamil. Nutrisi ibu mempengaruhi pengeluaran air susu dan perkembangan bayi. Pada bulan pertama menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja ibu membutuhkan tambahan kalori sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan pada tahun kedua 400 kkal/hari.Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.
      Proses laktasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Soetjiningsih, DSAK : ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan, buku kedokteran, Jakarta, ECG, 1997) :
a.       Protein, dengan adanya variasi individu maka diajnurkan penambahan 15-20 gr protein/hari.
b.      Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
c.       Suplemen, jika makanan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
·         Perawatan payudara ibu (Modul Manajemen Laktasi oleh Depkes. RI. 1992)
     Cara perawatan payudara setelah persalinan supaya pembentukan ASI lancer antara lain :
a.       Perawatan buah dada seharusnya sudah dimulai pada kehamilan empat bulan.
b.      Pada waktu mandi, buah dada dicuci dengan sabun dan puting susu dibersihkan.
c.       Jika terdapat puting yang mendatar / masuk kedalam, dengan ujung jari puting ditarik-tarik keluar agar dapat menonjol keluar sehingga mudah ditangkap oleh bayi.
d.      Sesudah hamil delapan bulan. Pengurutan buah dada dengan jari tangan kearah puting susu, gunanya untuk membersihkan saluran susu sehingga mengurangi bendungan air susu sesudah bersalin.

      Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah
a.       Setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu akan sukses dalam menyusui bayinya
b.      Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula.
c.       Memecahkan masalah yang timbul dalam menyusui.
d.      Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan.
e.       Memberikan kesempatan ibu untuk bertanya.
f.       Pelayanan pemeriksaan payudara, perawatan puting susu

8.      Istirahat / Tidur
      Setelah janin dan plasenta lahir kemudian ibu sudah dibersihkan ibu dianjurkan untuk istirahat setelah pengeluaran tenaga yang banyak pada saat persalinan. Disini pola istirahat ibu dapat membantu mengembalikan alat – alat reproduksi dan meminimalisasikan trauma pada saat persalinan.

9.      Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Ibu dan keluarga harus mempersiapkan persiapan persalianan dan kelahiran bayi jauh – jauh hari.
Berikut beberapa hal yang wajib untuk persiapkan ;
a.       Membuat rencana persalinan
·         Tempat persalinan
·         Memilih tenaga kesehatan terlatih
·         Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut
·         Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan tersebut
·         Siapa yang akan menemani persalinan
·         Berapa biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkannya
·         Siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
b.      Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawatdaruratan pada saat pembuat keputusan utama tidak ada
·         Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
·         Siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan
c.       Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
·         Dimana ibu akan melahirkan
·         Bagaimana cara menjangkaunya
·         Kemana ibu mau dirujuk
·         Bagaimana cara mendapatkan dana
·         Bagaimana cara mencari donor darah
d.      Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
·         Kain panjang 4 buah
·         Pembalut wanita
·         Handuk, waslap, alat mandi, alat make up
·         Pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH
·         Pakaian bayi, minyak telon
·         Tas plastik
e.       Persiapan dana
            Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi

10.  Memantau kesejahteraan janin
      a.    Saat  bayi belum lahir
·      Menentukan bagian terendah janin.
·      Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak menglami bradikardi (  120 ),dilakukan setiap setengah jam.
b.    Saat bayi lahir
·         Segera setelah lahir , letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang di siapkan pada perut ibu . Bila hal tersebut tidak memungkinkankan maka letakan bayi dekat ibu ( diantara kedua kaki atau disebelah ibu ) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering.

11.  Ketidaknyamanan dan cara mengatasi
a.       Nyeri punggung
·         Nyeri ini disebabkan oleh kontraksi. Khususnya ketika seorang ibu mengalami kontraksi setiap 2 – 3 menit dan membuka hanya 2 – 3 pembukaan.
·         Posisi oksiput posterior janin yang menyebabkan persalinan dengan nyeri punggung. Hal ini disebabkan karena kepala janin menekan tulang ekor.
b.            Ketakutan, kelelahan, dan perasaan putus asa merupakan akibat dari pra persalinan atau fase laten yang panjang dan nyerinya akan semakin berat tanpa kemajuan
      Kecemasan, kesendirian, ketakutan, stress atau kemarahan yang berlebihan dapat menyebabkan kemajuan persalinan melambat
c.       Hemorrhoid
      Hemaroid atau wasir adalah masalah yang sebagian diakibatkan oleh pemecahan fisrologis pada system kardivaskular ibu hamil. Selama persalinan vena vanikosa mempengaruhi sejumlah tempat dalam tubuh ibu sehingga terjadi hemoroid. Selain itu tekanan darah vena yang tumpang tindih dengan vena lain juga dapat menyebabkan hemoroid

Cara mengatasi ketidaknyamanan :
a.       Tetaplah berjalan dan selama kontraksi ambil posisi yang tidak menekan punggung
b.      Lawan tekanan dipunggung dengan tekanan balik misalnya bidan dapat menekankan genggamannya ke punggung ibu
c.       Gunakan botol berisi air panas dipanggung bagian bawah di sela sela kontraksi
d.      Jangan berbaring karena kepala janin akan menekan tulang punggung
e.       Pijatlah pantat dan punggung bagian bawah
f.       Istirahat dengan pemberian obat penghilang rasa sakit
12.  Tanda bahaya dalam persalinan
a.       Ketuban pecah dini
      Biasanya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jika sebelum waktu perkiraan persalinan ibu telah merasa keluarnya cairan dalam jumlah banyak dari kemaluan ( pecahnya ketuban), sebaiknya ibu langsung dibawa ke tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya infeksi.
      Ketuban pecah dini atau yang sering disebut dengan KPD adalah ketuban pecah spontan tanpa diikuti tanda-tanda persalinan, ketuban pecah sebelum pembukaan 3 cm (primigravida) atau sebelum 5 cm (multigravida).
b.      Perdarahan post partum
      Perdarahan post partum adalah perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin. Didefinisikan sebagai perdarahan pascapersalinan.
      Masalah yang terdapat pada perdarahan ini :
·         Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari sebenarnya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urin. Darah juga tersebar pada spons, handuk, dan kain, di dalam ember dan di lantai
·         Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang anemia.
c.       Tekanan darah meningkat
      Tekanan darah meningkat tanpa pemeriksaan tensi darah sulit diketahui, tetapi apabila ibu merasa bengkak pada kaki yang tidak hilang setelah diistirahatkan, bengkat pada punggung tangan, bengkak pada kelopak mata atau bagian tubuh lainnya segera hubungi nakes karena kemungkinan ibu terancam pre-eklampsi ( keracunan kehamilan ).
d.      Partus lama
      Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif. Pada prinsipnya persalinan lama dapat disebabkan oleh :
·         His tidak efisien (adekuat)
·         Faktor janin (malpresenstasi, malposisi, janin besar)
·         Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
Tanda dan gejala partus lama, yaitu:
·         Pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada partograf.
·         Pembukaan serviks kurang dari 1 cm per jam.
·         Frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik.
e.       Syok
      Syok merupakan kegagalan system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital. Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan intensif.
      Penyebab syok pada kasus gawat darurat obstetric biasanya adalah perdarahan (syok hipovolemik), sepsis (syok septic), gagal jantung (syok kardiogenik), rasa nyeri (syok neurogenik), alergi (syok anafilaktik).
      Tanda dan gejala syok adalah :
·         Nadi cepat dan lemah (110 kali per menit atau lebih)
·         Tekanan darah yang rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg)
·         Pucat
·         Gelisah dan bingung
·         Keringat atau kulit yang terasa dingin dan lembab
·         Pernapasan yang cepat
·         Urin yang sedikit
f.       Distosia bahu
      Distosia bahu adalah kepala janin dilahirkan tetapi bahu tersangkut dan tidak dapat dilahirkan.
·         Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tetap berada dekat vulva
·         Dagu tertarik dan menekan perineum
·         Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahu yang terperangkap di belakang simfisis pubis

     

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar