ANEMIA
A. DEFENISI ANEMIA
Anemia
adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin dan berkurangnya jumlah
eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997).
Anemia
adalah suatu penyakit dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal dan anemia berbeda dengan “tekanan darah rendah”. Sebagian besar
anemia di Indonesia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Zat besi adalah salah
satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb atau sel darah merah. Oleh
karena itu disebut Anemia Gizi Besi. Jika tidak segera ditangani anemia zat
besi bisa menyebabkan ganguan kesehatan serius. Prevalensi anemia gizi besi di
Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada kelompok
usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah 47,0%, kelompok
wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%. Data WHO tidak kalah
fantastis: hampir 30% total penduduk dunia diperkirakan menderita anemia.
Sel
darah merah dapat hidup selama 120 hari, diproduksi di sumsum tulang, dimana
dalam produksinya membutuhkan zat besi, asam folat dan vitamin B12.Anemia
termasuk salah satu masalah kesehatan umum di negara berkembang, sering kita
jumpai pada anak-anak dan wanita hamil (eropa 10%, afrika 46-90%, asia tenggara
57-90%). Disebut anemia ketika kadar Hemoglobin (Hb) dibawah kadar normal.
Secara umum untuk mengukur anemia, pada hasil pemeriksaan laboratorium darah,
yang kita lihat adalah jumlah sel darah merah, konsentrasi hemoglobin, dan
kadar hematokrit.
Secara
fisiologis,anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan mengalami hipoksia. Anemia
bukan suatu penyakit atau diagnosis melainkan merupakan pencerminan ke dalam
suatu penyakit atau dasar perubahan patofisilogis yang diuraikan oleh anamnese
dan pemeriksaan fisik yang teliti serta didukung oleh pemeriksaan laboratorium.
Pada penderita anemia,lebih sering disebut kurang darah kadar sel darah merah
dibawah nilai normal (Lia Yulianti,Amd.keb,MKM, 2011).
Definisi anemia
menurut WHO
Usia
|
Hb (gr/dl)
|
6 – 59 bulan
|
< 11.0
|
5 – 11 tahun
|
< 11.5
|
12 – 14 tahun
|
< 12.0
|
Wanita (tidak hamil)
|
< 12.0
|
Wanita hamil
|
< 11.0
|
Pria
|
< 13.0
|
B. ETIOLOGI
Anemia
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua kerusakan tersebut secara
signifikan akan mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk jaringan.
Menurut Brunner dan Suddart (2001), beberapa penyebab anemia secara umum antara
lain :
1. Secara fisiologis anemia terjadi
bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke
jaringan.
2. Akibat dari sel darah merah yang
prematur atau penghancuran sel darah merah yang berlebihan
3. Produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi
4. Faktor lain meliputi kehilangan
darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit kronis dan kekurangan zat
besi.
v Penyebab anemia umumnya adalah :
·
Kurang
gizi (malnutrisi)
·
Kurang
zat besi dalam diet.
·
Malabsorpsi
·
Kehilangan
darah yang banyak: persalinan yang lalu, dan lain-lain.
·
Penyakit
– penyakit kronik: TBC, Paru-paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
C. PATOFISIOLOGI
Timbulnya
anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah
secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi
sel darah merah.
Lisis
sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi
kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria).
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
D. TANDA DAN GEJALA
Gejala-gejala
yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini,
bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan,kelemahan,kurang tenaga dan
kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan:
1. Stroke atau serangan jantung
2. Pusing
3. Mudah berkunang-kunang
4. Lesu
5. Aktivitas kurang
6. Rasa mengantuk
7. Susah konsentrasi
8. Cepat lelah
9. Prestasi kerja fisik/pikiran menurun
10. Konjungtiva pucat
11. Telapak tangan pucat
12. Iritabilitas dan Anoreksia
13. Takikardia , murmur sistolik
14. Letargi, kebutuhan tidur meningkat
15. Perdarahan
v Gejala khas masing-masing anemia:
1. Perdarahan berulang/kronik pada anemia
pasca perdarahan, anemia defisioensi besi
2. Ikterus, urin berwarna kuning
tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit pada anemia hemolitik
3. Mudah infeksi pada anemia aplastik
dan anemia karena keganasan.
E. KOMPLIKASI
·
Gagal
jantung
·
Kejang
dan parestesia (perasaan yang menyimpang seperti rasa terbakar , Kesemutan )
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu
1. Anemia aplastik:
Dengan
transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan antithimocyte
globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari.
Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila
diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet ( Phipps,
Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ).
2. Anemia pada penyakit ginjal
o Pada paien dialisis harus ditangani
dengan pemberian besi dan asam folat
o Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan
pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya,
dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkatAnemia pada defisiensi
besi
4. Dengan pemberian makanan yang
adekuat.
Pada
defisiensi besi diberikan sulfas ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah
diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada defisiensi asam folat
diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari
5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani
dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi
atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia
terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia
pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat
penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada
pasien dengan gangguan absorbsi.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Kadar porfirin eritrosit bebas
meningkat
o Konsentrasi besi serum menurun
o Saturasi transferin menurun
o Konsentrasi feritin serum menurun
o Hemoglobin menurun
o Rasio hemoglobin porfirin eritrosit
lebih dari 2,8 ug/g adalah diagnostic untuk defisiensi besi
o Selama pengobatan jumlah
retikulosit meningkat dalam 3 sampai 5 hari sesuadh dimulainya terapi besi
mengindikasikan respons terapeutik yang positif.
H. PENANGANAN DAN PENGOBATAN
Dengan
pengobatan, hemoglobin kembali normal dalam 4 sampai 8 minggu mengindikasikan
tambahan besi dan nutrisi yang adekuat dan memberikan ibu tablet Fe dengan
dosis 1x1 diminum dengan air putih satu gelas dan sebaiknya di minum sebelum
tidur pada malam hari untuk mengurangi efek samping seperti mual dan feses
menjadi merah. Tablet Fe harus di minum teratur setiap hari untuk tambah darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar