A.
Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
1.
Nutrisi dan cairan
Ibu
menyusui harus mendapatkan tambahan zat makanan sebesar 800 kkal yang digunakan
untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu sendiri. Dengan ASI, bayi akan
tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat, bersifat lemah lembut, dan
mempunyai IQ yang tinggi. Hal ini dikarenakan ASI mengandung asam dekosa
heksanoid ( DHA ).
§
Energi
Penambahan kalori
sepanjang 3 bulan pertama pasca partum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini
berdasarkan pada asumsi bahwa tia 100 cc ASI berkemampuan memasok 67 – 77 kkal.
Efisiensi konversi energy yang terkandung dalam makanan menjadi energy susu
sebesar rata – rata 80 % dengan kisaran 76 – 94 % sehingga dapat diperkirakan
besaran energy yangdiperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu sekitar 85 kkal.
Rata – rata produksi ASI sehari 800 cc yang berarti mengandung 600 kkal.
Untuk
menghasilkan 850 cc ASI, dibutuhkan energy 680 – 807 kkal ( rata – rata 750
kkal ) energy. Jika kedalam diet tetap ditambahkan 500 kkal, yang terkonversi
hanya 400 – 450 kkal, berarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energy
indogen sebesar 300 – 350 kkal yang setara dengan 33 – 38 gram lemak.
§
Protein
Selama menyusui,
ibu membutuhkan tambahan protein diatas normal sebesar 20 gram / hari. Dasar
ketentuan ini adalah tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gram protein. Dengan
demikian 830 cc ASI mengandung 10 gram protein.
Selain kedua
nutrisi tersebut, ibu menyusui juga dianjurkan untuk mendapatkan tambahan
asupan dari nutrisi lain. Berikut ini adalah perbandingan tambahan nutrisi ibu
menyusui pada wanita Asia dan wanita Amerika
No
|
Nutrisi
|
Wanita Asia
|
Wanita Amerika
|
1
|
Kalsium
|
0,5 – 1 gram
|
400 mg
|
2
|
Zat besi
|
20 mg
|
30 – 60 mg
|
3
|
Vitamin C
|
100 mg
|
40 mg
|
4
|
Vitamin B-1
|
1,3 mg
|
0,5 mg
|
5
|
Vitamin B-2
|
1,3 mg
|
0,5 mg
|
6
|
Vitamin B-12
|
2,6 mikrogram
|
1 mikrogram
|
7
|
Vitamin D
|
10 mikrogram
|
5 mikrogram
|
Dengan penjelasan
tersebut, akhirnya dapat dirumuskan beberapa anjuran yang berhubungan dengan
pemenuhan gizi ibu menyusui, antara lain :
1)
Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori
2)
Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan
vitamin
3)
Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama setelah
menyusui
4)
Mengonsumsi tablet zat besi selama masa nifas
5)
Minum kapsul vitamin A ( 200.000 unit ) agar dapat
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
2.
Ambulasi Dini ( early ambulation )
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan
untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya untuk berjalan. Menurut penelitian ambulasi dini tidak mempunyai
pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan pendarahan yang abnormal, tidak
mempengaruhi penyembuhan luka episiotomy, dan tidak memperbesar kemungkinan
terjadinya prolaps uteri atau retrofleksi. Ambulasi dini tidak dibenarkan pada
pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru – paru, demam, dan keadaan lain
yang membutuhkan istirahat.
Ambulasi awal dilakukan dengan
melakukan gerakan dan jalan – jalan ringan sambil bidan melakukan observasi
perkembangan pasien.
Adapun keuntungan dari ambulasi
dini, antara lain :
1)
Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
2)
Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik
3)
Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu
mengenai cara merawat bayinya
4)
Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia ( lebih ekonomis )
3.
Eliminasi ( Buang Air Kecil dan Besar )
Dalam 6 jam pertama post partum,
pasien sudah harus dapat buang air kecil. Semakin lama urin tertahan dalam
kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, misalnya
infeksi. Biasanya pasien menahan air kencing karena takut akan merasakan sakit
pada luka jalan lahir. Bidan harus dapat meyakinkan pada pasien bahwa kencing
sesegera mungkin setelah melahirkan akan mengurangi komplikasi post partum.
Berikan dukungan mental pada pasien bahwa ia pasti mampu menahan sakit pada
luka jalan lahir akibat terkena air kencing karena ia pun sudah berhasil
berjuang untuk melahirkan bayinya.
Dalam 24 jam pertama, pasien juga
harus dapat buang air besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka
akan semakin sulit baginya untuk buang air besar secara lancer. Feses yang
tertahan dalam usus semakin lama akan mengeras karena cairan yang terkandung
dalam feses akan selalu terserap oleh usus. Bidan harus dapat meyakinkan pasien
untuk tidak takut buang air besar tidak akan menambah parah luka jalan lahir.
Untk meningkatkan volume feses, anjurkan pasien untuk makan tinggi serat dan
banyak minum air putih.
4.
Kebersihan diri / perineum
Beberapa langkah penting dalam
perawatan kebersihan diri ibu post partum, antara lain :
1)
Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan
alergi kulit pada bayi. Kulit ibu yang kotor karena keringat atau debu dapat
menyebabkan kulit bayi mengalami alergi melalui sentuhan kulit ibu dengan bayi
2)
Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan
bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih dahulu, dari depan
ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah anus
3)
Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau
minimal 2 kali dalam sehari. Kadang hal ini terlewat untuk disampaikan kepada
pasien. Masih adanya luka terbuka didalam rahim dan vagina sebagai satu –
satunya port de entre kuman penyebab infeksi rahim maka ibu harus senantiasa
menjaga suasana keasaman dan kebersihan vagina dengan baik
4)
Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali ia selesai
membersihkan daerah kemaluannya
5)
Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk menyentuh
daerah luka. Ini yang kadang kurang diperhatikan oleh pasien dan tenaga
kesehatan. Karena rasa ingin tahunya, tidak jarang pasien berusaha menyentuh
luka bekas jahitan di perineum tanpa memperhatikan efek yang dapat ditimbulkan
dari tindakannya ini. Apalagi pasien kurang memperhatikan kebersihan tangannya
sehingga tidak jarang terjadi infeksi sekunder.
5.
Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan
istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga
disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup
sebagai persiapan untuk energy menyusui bayinya nanti.
Kurang istirahat pada ibu post
partum akan mengakibatkan beberapa kerugian misalnya :
1)
Mengurangi jumlah ASI yang di produksi
2)
Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3)
Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri
Bidan harus menyampaikan kepada
pasien dan keluarga bahwa untuk kembali melakukan kegiatan – kegiatan rumah
tangga, harus dilakukan secara perlahan – lahan dan bertahap. Selain itu,
pasien juga perlu diingatkan untuk selalu tidur siang atau beristirahat selagi
bayinya tidur. Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam sehari, yang
dapat dipenuhi melalui istirahat malam dan siang.
6.
Seksual
Secara fisik aman untuk melakukan
hubugan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau
dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang
melarang untuk melakukan hubungan seksual sampai masa waktu tertentu, misalnya
setelah 40 hari atau 6 minggu setelah kelahiran.
7.
Latihan senam nifas
Senam nifas dilakukan ibu yang
menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit post partum. Sebelum
memulai bimbingan cara senam nifas, sebaiknya bidan mendiskusikan terlebih
dahulu dengan pasien mengenai pentingnya otot perut dan panggul untuk kembali
normal.
Contoh gerakan yang
dapat dilakukan saat melakukan senam nifas :
1.
Tidur terlentang, tangan disamping badan. Tekuk salah satu
kaki, kemudian gerakkan keatas mendekati perut. Lakukan gerakan ini sebanyak
15 kali secara bergantian untuk kaki kanan dan kiri. Setelah itu, rileks
selama 10 hitungan
|
|
2.
Berbaring terlentang, tangan diatas perut, kedua kaki
ditekuk. Kerutkan otot bokongdan perut bersamaan dengan mengangkat kepala,
mata memandang keperut selama 5 kali hitungan. Lakukan gerakan ini sebanyak
15 kali. Rileks selama 10 hitungan.
|
|
3.
Tidur terlentang, tangan disamping badan, angkat bokong
sambil mengerutkan otot anus selama 5 hitungan. Lakukan gerakan ini sebanyak
15 kali. Rileks selama 10 hitungan.
|
|
4.
Tidur terlentang, tangan disamping badan. Angkat kaki
lurus keatas sambil menahan otot perut. Lakukan gerakan sebanyak 15 kali
hitungan, bergantian dengan kaki kanan. Rileks selama 10 hitungan
|
|
5.
Tidur terlentang, letakkan kedua tangan di bawah kepala,
kemudian bangun tanpa mengubah posisi kedua kaki ( kaki tetap lurus ).
Lakukan gerakan sebanyak 15 kali hitungan, kemudian rileks selama 10 hitungan
sambil menarik napas panjang lewat hidung, keluarkan lewat mulut.
|
|
6.
Posisi badan nungging, perut dan paha membentuk sudut 90o.
Gerakan perut keatas sambil otot perut dan anus dikerutkan sekuat mungkin,
tahan selama 5 hitungan. Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali, kemudian
rileks selama 10 hitungan.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar